Dengan koleksi buku yang berjumlah 1.183 buku menjadi peninggalan Kaprodi Pendidikan Sejarah pertama yaitu Almarhum Agus Sastrawan Noor kemudian dihibbahkan ke program studi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (Untan) sekaligus menggelar acara peresmian perpustakaan untuk mengenang jasanya, pada Senin (29 /1).
Pada saat berlangsungnya peresmian tersebut, istri dari Almarhum Agus Sastrawan Noor yaitu Zubaidah juga ikut hadir sebagai pihak yang akan menghibahkan buku koleksi beliau ke prodi Pendidikan Sejarah. Zubaidah mengaku terharu akan peresmian perpustakaan prodi Pendidikan Sejarah, karena pada masa hidupnya pernah mengatakan untuk menghibahkan bukunya kepada prodi agar bisa bermanfaat bagi akademik di sana dan pada kesempatan ini akhirnya terwujud.
“Pak Agus itu hobinya suka membaca, bahkan saat di Jakarta, bawa 1 koper, pulang ke Kalbar bisa 2 koper, karena nambah 1 koper buat buku, terus dia juga sering nitip buku ke pak Andang (Kaprodi Pendidikan Sejarah sekarang)”, kenangnya.
Dengan mengenang atas jasanya dan hibahnya buku koleksinya sehingga perpustakaan yang diresmikan diberikan nama beliau yaitu “Perpustakaan Agus Sastrawan Noor”, buku koleksi yang berjumlah 1.183 ini terdiri dari banyaknya buku sejarah, politik, pendidikan, sosial, dan hukum karena ketertarikan dan hobi dalam membaca buku yang begitu. Di perpustakaan tersebut tidak hanya buku koleksinya melainkan dari dosen prodi Pendidikan Sejarah dan juga kontributor yang turut menyumbangkan buku-buku yang bermanfaat bagi akademika khususnya Mahasiswa.
Andang Firmansyah selaku Kaprodi Pendidikan Sejarah (periode sekarang) mengatakan akan adanya Perpustakaan Agus Sastrawan Noor yang telah diresmikan, juga benar-benar bisa dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa dari prodi Pendidikan Sejarah maupun mahasiswa prodi lain di Fakultas Keguruan atau di Fakultas lainnya yang sangat diperbolehkan berkunjung. . . . . untuk membaca buku, tugas, atau mencari referensi untuk penyusunan skripsi.
Sementara Uray Salam sebagai Wakil Dekan Akademik, mengatakan dalam peresmian perpustakaan merupakan hal yang sangat positif, pasalnya beberapa Universitas di Indonesia sangat sekali kekurangan namanya perpustakaan sehingga akses dalam angka membaca dari mahasiswa maupun peserta didik sangat menurun. Maka dari dengan adanya perpustakaan Pendidikan Sejarah, Uray Salam berharap bisa menjadi awal untuk diikuti oleh prodi lain khususnya yang ada di Fakultas Keguruan.
“Kita kekurangan Perpus di (seluruh) Universitas Indonesia, berbeda dengan Universitas luar (negeri), contohnya Melbourne tempat saya menimba ilmu itu perpus sampai ada 10 lantai, maka dari itu mari kita menghidupkan perpustakaan,” tutupnya.
penulis: Judirho