
Pada masa kolonialisme di Indonesia, peran wanita hanya meliputi 3 hal yakni mengurus suami, mengurus rumah tangga dan mengurus dapur. Sehingga inilah yang membuat adanya perbedaan dalam menyikapi antara wanita dan laki-laki, perbedaan ini bahkan sangat terasa dalam dunia pendidikan, terlihat anak laki-laki bisa menikmati bangku sekolah sedangkan wanita, sedikit sekali yang peka akan penting nya sekolah bagi wanita. Hal ini juga yang menjadikan kedudukan wanita berada dibawah laki-laki, stigma wanita yang hanya sekedar berdiam diri dirumah (kasur, dapur, sumur) tentu ini sangat memprihatinkan.
Raden Ajeng Kartini, merupakan salah-satu wanita yang berperan dalam menghilangkan stigma tersebut ia ingin adanya kesetaraan antara wanita dan laki-laki. Perjuangan Raden Ajeng Kartini terlihat dari surat-surat yang ia terbitkan yang kemudian dikumpulkan menjadi buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Dalam mengupayakan semangat perjuangan Raden Ajeng Kartini Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah mengadakan Webinar Kartini dengan tema “Semangat Juang R.A Kartini sebagai Pelopor Emansipasi Wanita menjadi Gambaran Kehidupan Wanita Masa Kini yang Hebat dan Inspiratif” pada hari Sabtu, 30 April 2022 yang di isi oleh pemateri Astrini Eka Putri, M.Pd (Dosen Prodi Pendidikan Sejarah) dan Khofifah Nur Rahmah (Dinas Pendidikan BEM FKIP UNTAN 2020/2021). Webinar ini dihadiri oleh mahasiswa baru 2021 pendidikan sejarah FKIP UNTAN dan juga peserta umum.
Dalam webinar ini kita memahami bahwa penting nya bagi wanita untuk memperhatikan pendidikan nya, karena hal ini mampu mengubah pola pikir seorang wanita akan kebebasan diri dari tradisi yang hanya menjadikan wanita tersebut keterbelakang. Diadakan nya webinar ini diharapkan mampu menyadarkan para wanita akan peran yang ia miliki untuk mengubah pola pikir patriaki