Dalam rangka implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni poin Pengabdian Kepada Masyarakat, Tim Dosen Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Untan Pontianak menggelar sosialisasi mengusung tema tentang penguatan nilai kearifan lokal melalui pembelajaran sejarah kepada para siswa di Kota Pontianak.
Kegiatan tersebut digelar secara virtual pada Senin 19 Oktober 2020 lalu yang diikuti oleh 70 siswa dari berbagai SMA di Kota Pontianak.
Sebaran sekolah di antaranya siswa SMA N 6 Pontianak dan SMA Santun UNTAN.
Kaprodi Pendidikan Sejarah sekaligus Ketua Tim PKM, Agus Sastrawan Noor, M.Si dalam sambutannya pembukaan PKM mengatakan bahwa tujuan dari PKM adalah untuk meningkatkan penguatan nilai-nilai kearifan lokal melalui pembelajaran sejarah dalam usaha melestarikan tradisi dan peninggalan-peninggalan sejarah di Kalimantan Barat.
“PKM ini juga mencoba untuk lebih mendekatkan peserta didik pada pembelajaran sejarah dengan memasukkan unsur-unsur kearifan lokal,” ujar Agus Sastrawan Noor.
Agus Sastrawan Noor memaparkan penjelasan bahwa Kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local).
Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas.
Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup.
Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal
“Sejarah memiliki objek kajian yang abstrak dan harus mengajar sesuai fakta, maka di perlukan metode khusus untuk mengajarkan sejarah kepada peserta didik,” ujarnya.
“Tugas sebagai pendidik atau guru pada umumnya bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi merupakan pekerjaan professional,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh anggota Tim PKM Dosen Pendidikan Sejarah FKIP Untan Ika Rahmatika Chalimi M. Pd kegunaan program kegiatan PKM ini bagi guru sejarah dan peserta didik adalah diharapkan melalui penguatan nilai-nilai kearifan lokal melalui pembelajaran sejarah lokal dapat memperkuat tumbuhnya nasionalisme.
“Nasionalisme sangat diperlukan mengingat sekarang ini jaman globalisasi di mana masuknya bangsa-bangsa luar dipermudah,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa di Kalimantan Barat banyak sekali tradisi yang semakin memudar dan peninggalan-peninggalan sejarah yang kurang diperhatikan dan dirawat dengan baik.
Oleh karena itu, dengan adanya penguatan nilai-nilai kearifan lokal melalui pembelajaran sejarah lokal ini akan timbul kepedulian terhadap tradisi dan peninggalan yang ada dari para siswa.
Selain itu, secara geografis Kalimantan Barat ini berbatasan langsung dengan negara lain, meningkatnya nasionalisme menjadi hal yang sangat penting. Dan harapan terakhir adalah memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Pada pelaksanaan PKM ini ada dua materi yang disampaikan. Meteri pertama “Mengenal Heritage Kota Pontianak; Menumbuhkan Kecintaan Terhadap Warisan Sejarah Lokal” disampaikan oleh Haris Firmansyah, M.Pd.
Materi kedua Tradisi Saparahan: Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal” disampaikan oleh Astrini Eka Putri, M.Pd.