AJUKAN PANGERAN NATAKUSUMA SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL, INI YANG DILAKUKAN HIMSERA DAN DHD 45

Facebook
Twitter
LinkedIn

Kalimantan Barat merupakan satu dari tiga puluh lima provinsi di Indonesia, wilayah yang terletak pada bagian barat pulau Kalimantan ini memiliki luas wilayah 146.807 Km dan menjadi provinsi terluas ke empat di Indonesia setelah provinsi Irian Jaya, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Selain itu, Kalimantan Barat merupakan satu-satunya wilayah yang memiliki perbatasan darat dengan negara asing yaitu Serawak, Malaysia Timur. Selain itu, wilayah yang beribukotakan Pontianak ini secara administratif terdiri dari 14 kabupaten yang bernaung di dalamnya. 

Dari luasnya wilayah ini pula, terdapat banyak pejuang-pejuang daerah yang telah mengorbankan keringat dan tetes air mata guna menentang dan mempertahankan tumpah darahnya dari pengaruh feodalisme dan kolonialisme penjajahan pada masa pendudukan  Belanda di Indonesia. Namun, apresiasi besar untuk pejuang Kalimantan Barat nampaknya kurang menjadi perhatian oleh beberapa pihak. Hali ini dibuktikan dengan saat ini, Kalimantan Barat hanya memiliki satu pahlawan nasional yaitu Gusti Tumenggung Setya Pahlawan dari Melawi.

Tersebutlah Gusti Abdurrani Pangeran Natakusuma, seorang penentang feodalis dan kolonialisme di Kalimantan Barat. Ia merupakan pejuang dari Kerajaan Landak, putra  Gusti Abdulmajid yang pernah memerintah kerajaan antara tahun 1872-1875. Setelah dianggap sebagai interniran Belanda melalui perjuangannya untuk kemajuan negara dari belenggu Belanda, Pangeran Natakusuma ditangkap dan diadili dengan di asingkan ke Bengkulu hingga wafatnya pada tahun 1920.

Peduli dengan kuantitas pahlawan nasional dari Kalimantan Barat serta besarnya perjuangan Gusti Abdurrani, Pangeran Natakusuma dalam usahanya untuk melepaskan diri dan rakyat banyak dari belenggu Belanda juga guna kemerdekaan Indonesia, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (Himsera) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak bekerjasama dengan Badan Juang Dewan Harian Daerah 45 (DHD 45) menyelenggarakan seminar di Aula FKIP Untan. Kamis, (9/3).

Seminar yang bertemakan Seminar Calon Pahlawan Nasional “Perjuangan Gusti Abdurrani Pangeran Natakusuma Dalam Perspektif Perjuangan Nasional Indonesia” yang dipandu oleh moderator Rio Pratama ini bertujuan guna mencalonkan Gusti Abdurrani Pangeran Natakusuma menjadi pahlawan nasional dari Kalimantan Barat selanjutnya menyusul Tumenggung Setya Pahlawan yang saat ini satu-satunya pahlawan nasional dari Kalimantan Barat.

Dalam seminar ini juga, Himsera dan DHD 45 menampilkan Edi Rusdi Kamtono (Wakil Walikota Pontianak) dan Syafarudin Usman (Penulis dan Sejarawan Kalbar) menjadi pemateri. Selain itu, seminar juga dihadiri oleh Gusti Yusri (Raja Keraton Tayan) serta ahli waris dan keluarga dari Pangeran Natakusuma. Seminar juga dihadiri tamu undangan antara lain pengusaha, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Universitas Tanjungpura, serta perwakilan Himpunan Mahasiswa (Hima) dan Unit Kreatifitas Mahasiswa (UKM) yang ada di FKIP.

Dalam materinya, Edi Rusdi Kamtono (Wakil Walikota Pontianak) menyatakan bahwa untuk mengajukan seorang tokoh menjadi pahlawan nasional tidaklah mudah, maka itu yang membuat Kalimantan Barat baru memiliki satu pahlawan nasional.

“Banyak sekali spesifikasi dan persyaratan dalam mengajukan tokoh pejuang untuk menjadi seorang pahlawan nasional,” ungkapnya sambil menyebutkan persyaratan-persyaratan tersebut.

Sementara Syafarudin Usman menyatakan bahwa Pangeran Natakusuma pantas menjadi pahlawan nasional dari Kalimantan Barat karena ia merupakan pejuang dari Kalimantan Barat yang tidak ingin tumpah darahnya dikuasai penjajah.

“Pangeran Natakusuma merupakan pejuang yang tidak ingin tumpah darahnya ditindas oleh kolonoalisme Belanda, maka berdasarkan aspek penunjang lainnya, ia pantas diajukan menjadi pahlawan nasional,” pungasnya.

Intan, mahasiswi pendidikan sejarah menyatakan harapannya sesaat setelah mengikuti seminar ini. “ Semoga saja setelah ini, Pangeran Natakusuma dapat diterima menjadi pahlawan nasional dari Kalbar, sehingga jumlah pahlawan dari Kalbar bertambah,” tutupnya

Penulis : Rio Pratama (Jarkominfo)

Berita Lainnya

E-Modul Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan Sejarah Universitas Tanjungpura kini menyediakan e-modul penelitian dan pengembangan untuk membantu praktisi, guru, dan mahasiswa dalam menghasilkan karya ilmiah inovatif yang